1

Indonesiaku

Nun jauh di tenggara di Asia sana. Tak terlalu terpencil, namun cukup terabaikan dunia. Terbentuklah sebuah negara kepulauan dengan anugerah berbagai pemandangan yang eksotis. Laut-laut dengan ombak yang menggebu-gebu didampingi pasir yang menggairahkan. Air yang mengalir deras membasahi ubun-ubun mereka yang panas. Flora dan fauna yang komplit dan saling melengkapi satu sama lain. Membuktikan keelokan ciptaan Allah yang tak tertandingi.

Keanekaragaman macam umat manusia yang menghuni tiap kota yang ada. Suku, agama, ras, dan bahasa yang tak sedikit. Menghiasi tiap sentimeter daratan yang dimiliki. Senyum semangat dari Sabang sampai Merauke, menunjukkan siapa mereka sebenarnya. Berliter-liter peluh yang mereka tumpahkan untuk terus berkarya dan belajar, bukan sebuah masalah untuk menghapus semangat sang garuda.

Merah tak ubahnya darah daging mereka. Yang selalu mengalir dalam nadi dengan semangat yang tinggi. Berani dan tegar. Putih tak ubahnya kesucian agama mereka. Berbeda dan tetap satu. Semuanya dalam satu ikatan bersama gotong-royong. Garuda tak ubahnya diri mereka. Sayap dikepakkan pertanda kebersamaan dalam satu negara republik.

17 Agustus 1945. Hari yang lebih penting daripada nyawa mereka. Kemenangan atas penjajahan tak manusiawi oleh Belanda maupun Jepang. Darah membanjiri seisi kota bak air bah dimasa Nabi Nuh. Semuanya terbalas habis dengan kemerdekaan dan lahirlah Indonesia. Dengan UUD 1945 sebagai pedoman dan 6 presiden yang bukan sembarang.

Majulah Indonesiaku.